MAPE Area Kecamatan Batu About: Photo ExhibitionCURATOR REVIEW Refleksi atau bayangan seringkali memicu munculnya ide tentang sebuah realita yang sama sekali baru dan lebih indah yang nyata. Namun, dalam pameran fotografi angkatan 28 Himafo dengan tajuk "Reflectionist" ini, para fotografer muda ini bermaksud untuk "merefleksikan" perjalanan mereka selama mempelajari fotografi. Cerminan yang semoga dapat menunjukkan perkembangan mereka dalam memahami ide, estetika, unsur desain visual maupun hal-hal yang bersifat teknis pendukung lainnya. Dan juga cerminan bahwa mempelajari sesuatu yang baik itu tidak pernah menjadi kesia-siaan. Proses penciptaan karya seni tentu tidak lepas daripencarian ide, persiapannya dan kemudian eksekusi yang tentunya menuntut kesiapan baik mental maupun fisik dari sang seniman. Hal ini telah cukup matang dan mapan ditunjukkan oleh para fotografer yang terlibat di dalam pameran dengan tajuk Reflectionist ini. seperti yang dilakukan oleh Eris Kartikasari, dari karya-karya yang ditampilkannya, tampaklah sebuah ide tentang bagaimana Eris berusaha merepresentasikan kehidupan wanita-wanita veteran dimasa tuanya. Dengan kedekatan terhadap subyeknya, tampaklah sebuah kenyataan yang cukup representatif yang ditampilkan dalam foto hitam-putih. Dan Ya, foto-foto tersebut berhasil menunjukkan sisi lembut, riang dan tegar dari sosok seorang wanita. Berbicara tentang kelembutan, Karya fotografer kedua, Gammais April, juga berintikan hal tersebut. Dengan ide dasar "Negeri Antah Berantah" atau "Neverland", Gammais berhasil memunculkan salinan visual yang lebih cantik dengan subyek bromo bagian selatan yang telah didatangi berpuluh kali. Komposisi minimalis yang menampilkan "less is more" ditampilkan oleh gammais untuk lebih memperkuat isi dari karya yang dipamerkannya. Sedangkan dari pemilihan obyek, warna dan komposisi yang rapi serta didukung dengan momen alam, membuat foto-foto dari Gammais menjadikannya menjadi sebuah realita yang "berbeda". Masih tentang alam, hasil kontemplasi Inayah Swasti Ratih yang keseluruhannya merupakan foto-foto sunset dan sunrise berhasil menunjukkan nuansa kemegahan penuh ketenangan yang muncul saat sunset dan sunrise. Foto-foto yang diambil di tempat-tempat yang berbeda dengan momen yang tepatberhasil menunjukkan sebuah transendensi alam yang selau berubah dan berkelanjutan. Selain itu, dengan tema "Silence In Glory", Inayah berhasil menuangkan ide tentang ketenangan yang dia sampaikan melalui komposisi warna monokromatik yang lembut. Selain itu, penggunaan format landscape juga memberikan kesan luas, tenang dan mengundang pemirsanya untuk memasuki dunia yang ditampilkan dalam foto-foto tersebut. Serupa tapi tak sama, cocok sekali untuk menggambarkan karya-karya dari M. Ahsanol Arifin. Ketelitian dan kejeliannya dlaam pemilihan obyek fotonya membuat foto-foto tentang alam yang disajikan lebih merujuk keeksplorasi komposisi dan kontras. Robert Capa pernah mengatakan "If a picture's not good enough, you weren't close enough", memang beliau mengatakannya dalam konteks yang berbeda, namun sepertinya relevan juga untuk diterapkan dalam fotografi landscape. Dalam kaitannya dengan kedekatannya terhadap subyeknya, M. Ahsanol Arifin lebih mengekspos elemen rhithm dalam karyanya dankalau boleh mengistilahkan foto-foto yang dibuat pengkarya, Aesthetics of Tree akanlah sangat sesuai. Pemahaman tentang eksposure, penerapan komposisi serta penataan kontras yang memadai sangat tampak dalam foto-foto hitam putih yang ditampilkannya. Sedangkan bagi Nenny J. Andriana, foto macro dengan subyek semut menjadi pilihannya. Teguh Santoso salah seorang tokoh Macro, mempopulerkan istilah "shrink into beauty" yang dapat secara bebas diartikan "menyusutlah dan temukan keindahan" sangat cocok untuk karya-karya Nenny ini. Selain itu, representasi filosofi kehidupan manusia dengan media semut ini juga seolah mengajak pemirsanya untuk menundukkan kepala dan mencari apa yang telah terlewati. Dan tentu saja, Nenny berhasil menunjukkan sebuah dunia penuh warna ceria yang bebas dari bentuk kekhawatiran. Untuk yang terakhir, marilah kita tutup dengan senyuman. Mengapa senyuman? Karena senyum adalah cara yang paling sederhana untuk bahagia dan inilah juga yang menjadi ide utama dalam foto-foto yang dihasilkan oleh Mar'atus solihah. Bagi Mar'a, senyuman merupakan hal yang sangat asli seperti halnya kebahagiaan yang selalu asli dan tidak semu, persis selaras dengan yang diungkapkan oleh W.S. Rendra dalam sajaknya "Sajak Seorang Tua Untuk Istrinya" Kita tersenyum bukanlah kerna bersandiwara. Bukan kerna senyuman adalah suatu kedok. Tetapi kerna senyuman adalah suatu sikap. Sikap kita untuk Tuhan, manusia sesama, nasib dan kehidupan. Fatkhur Yusra (Fotografer) | INFO Contact Location Photo Exhibition "REFLECTIONIST" The Glance You Remember Lokasi Galeri Raos Jl. Panglima Sudirman, Batu Jawa Timur TransportationDari Terminal Batu gunakan Mikrolet atau Angkot Rute A atau B, jurusan Batu-Songgoriti. Untuk lebih lengkapnya silahkan klik Terminal Batu melihat secara lengkap transportasi di kota Batu. Nearby Resto Recommended Resto Nearby HotelsVisit to Hotel Panderman Visit to Hotel Baru Inn Visit to Hotel Bunga Matahari Visit to Gold Hotel Visit to Hotel Wahyu Visit to Hotel Metropole Visit to Hotel Ragil Kuning Visit to Hotel Mutiara Visit to Hotel Asida Visit to Hotel Kartika Wijaya Recommended RestoVisit to The Batu Villas Hotel |